Wednesday, July 2, 2014

Diplopia..



Ketika mendapatkan pasien dengan diplopia, apakah yang perlu kita fikirkan?

- Monokuler versus binokuler (cek dengan tes apakah penglihatan dobel membaik jika satu mata ditutup?)
- Apakah penglihatan dobel pada semua gerak bola mata atau posisi tertentu?
- Apakah penglihatan dobel pada posisi horisontal, vertikal atau oblik?
- Apakah diplopia tersebut konstan, intermitten atau bervariasi?

Pasien dengan gangguan okular bisa mengeluh penglihatan dobel atau kabur. Diplopia monokular biasanya kelainan optik namun bisa juga sekunder karena makulopathi. Diplopia monokuler dapat disebabkan gangguan media reflaksi (astigmatisme, irregular kornea, gangguan lensa) dan biasanya membaik dengan menggunakan pinhole.

Anamnesis yang cermat mengenai nyeri sekitar mata, bengkak, memerah maupun disertai defisit neurologik perlu dipikirkan adanya penyebab orbital, sinus kavernosus, hingga gangguan sistem saraf pusat.

Anamnesis mengenai riwayat trauma, penyakit tiroid, kelemahan seluruh tubuh juga perlu ditanyakan pada pasien dengan diplopia.

Pada pasien strabismus, pemeriksaan yang perlu dilakukan menggunakan Maddox rod merah, yang terdiri dari beberapa silinder. Menggunakan alat ini dapat diketahui kuantitas torsional.