Wednesday, November 26, 2014

Kelainan sistem penglihatan

Sebagian besar otak manusia berkaitan dengan fungsi penglihatan. Banyak kasus penyakit sistem saraf berkaitan dengan gejala dan keluhan penglihatan. Sebagai contoh, sekitar 60% pasien dengan tumor otak menyampaikan keluhan gangguan penglihatan.
Dengan anamnesa dan pemeriksaan yang teliti, sebagian besar keluhan dan gejala dapat diketahui. 
Demikian pula kerjasama dengan dokter spesialis mata sangat diperlukan,  terutama berkaitan dengan 3 hal ini
(1) pemeriksaan visual acuity (tajam penglihatan) terbaik, 
(2) slit-lamp 
(3) funduscopy khususnya kasus gangguan perifer mata. 

Secara garis besar, kasus neuroophthalmologi terbagi pada 2 bagian, 
yaitu :  

A. Gangguan sistem Afferent, terdiri dari :
  1. Gangguan visual (visus, yojana, fungsi luhur)
  2. Papiledema 
  3. Sensasi mata dan orbita 


B. Gangguan sistem Efferen, terdiri dari
  1. Diplopia
  2. Gaze palsy
  3. Nistagmus
  4. Ptosis
  5. Gangguan otonom

Ketika Lapang pandang hilang....

Ketika lapang pandang hilang pada mata, anamneina dan pemeriksaan perlu segera dilakukan...
1. Apakah defek pada satu mata, lesi kemungkinan di sebelah anterior kiasma optik, retina dan saraf optikus

2. Jika defek pada kedua mata, apakah bitemporal? jika YA, bisa pada inferior khiasma atau superior chiasma, membedakannya, jika inferior chiasma, lapang pandang pada bitemporal superior. Dan sebaliknya.

3. Jika defek homonim pada kedua mata pada kuadran bawah, lesi pada lobus parietal

4. Jika defek homonim pada kedua mata pada kuadran atas, lesi pada lobus temporal

5. Jika defek homonim pada kedua mata dan hemianopia, lesi bisa pada korteks occipital atau radiatio optik. Membedakannya dengan melihat makular spared. Pada lesi occipital, terdapat gambaran makular spared.

Semoga bermanfaat....

Wednesday, July 2, 2014

Diplopia..



Ketika mendapatkan pasien dengan diplopia, apakah yang perlu kita fikirkan?

- Monokuler versus binokuler (cek dengan tes apakah penglihatan dobel membaik jika satu mata ditutup?)
- Apakah penglihatan dobel pada semua gerak bola mata atau posisi tertentu?
- Apakah penglihatan dobel pada posisi horisontal, vertikal atau oblik?
- Apakah diplopia tersebut konstan, intermitten atau bervariasi?

Pasien dengan gangguan okular bisa mengeluh penglihatan dobel atau kabur. Diplopia monokular biasanya kelainan optik namun bisa juga sekunder karena makulopathi. Diplopia monokuler dapat disebabkan gangguan media reflaksi (astigmatisme, irregular kornea, gangguan lensa) dan biasanya membaik dengan menggunakan pinhole.

Anamnesis yang cermat mengenai nyeri sekitar mata, bengkak, memerah maupun disertai defisit neurologik perlu dipikirkan adanya penyebab orbital, sinus kavernosus, hingga gangguan sistem saraf pusat.

Anamnesis mengenai riwayat trauma, penyakit tiroid, kelemahan seluruh tubuh juga perlu ditanyakan pada pasien dengan diplopia.

Pada pasien strabismus, pemeriksaan yang perlu dilakukan menggunakan Maddox rod merah, yang terdiri dari beberapa silinder. Menggunakan alat ini dapat diketahui kuantitas torsional.


Monday, February 24, 2014

Pemeriksaan saraf mata

Pemeriksaan Saraf Mata

1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Pada pasien yang menggunakan kacamata, pemeriksaan tetap menggunakan kacamata.
Pemeriksaan dilakukan pada kedua mata pasien.
Penglihatan diperiksa menggunakan Snellen Chart, 6 meter ( 20 kaki).
Atau menggunakan Rosenbaum chart, jaraknya 36 cm dari pasien.
Juga pemeriksaan tes warna merah-hijau

2. Pemeriksaan lapang pandang
Normal lapang pandang monokular pada sudut 160 derajat horizontal, dan 135 derajat vertikal. Dengan binokular, range horisontal 180 derajat


Terdapat blind spot fisiologis sekitar 5 derajat, karena diskus optikus yang sedikit sel reseptor.
Pengukuran menggunakan teknik konfrontasi. Pemeriksa dan pasien berada pada posisi sejajar horisontal. Mata ditutup untuk mata yang tidak ditest. Lihat gambar

Teknik yang lebih tepat, menggunakan perimetri, tangent screen.


3. Ophthalmoskop
Pemeriksaan fundus merupakan hal sangat penting untuk neurolog
Hal lain yang bisa dievaluasi yaitu : retina, diskus optik (terutama pada kasus peningkatan tekanan intrakranial).
Pemeriksaan sebaiknya pada ruangan gelap. Kadang diperlukan midriatik tetes mata untuk melebarkan pupil.
Namun pemberian midriatik sebaiknya dihindari pada kasus glaukoma sudut tertutup dan kasus transtentorial herniasi yang sangat memerlukan evaluasi ukuran pupil.
Hal yang perlu diperiksa adalah: diskus optik (normal, pembengkakan), arteri-vena dan makula.
Gambar


4. Pupil
Evaluasi ukuran, reaksi terhadap cahaya, reaksi akomodasi dan abnormalitasnya (Tonic-Adie pupil, Horner syndrome, Argyll Robertson pupil)

5.Palpebra
Palpebra diperiksa dalam kondisi mata terbuka. Jarak upper dan lower lid sekitar 10mm dan sama kanan-kiri.
Exophtalmus
Protursi abnormal mata terhadap orbital paling bagus dilihat dengan cara berdiri di belakang pasien dan melihat ke bawah ke arah mata pasien.
Penyebab: hipertiroid, tumor atau pseudotumor orbita, fistula sinus kavernosus-arteri karotis. Perlu juga periksa bruit pada mata.

6. Gerak bola mata
Okular palsy dan gaze palsy diperiksa dengan menyuruh pasien melihat pada 6 posisi.

Jika pasien tidak kooperatif atau mengalami penurunan kesadaran, dapat dilakukan 2 manuver, yakni doll’s head oculocephalic dan stimulasi kalori.